Lagu Daerah Jawa Beserta Lirik dan Maknanya

Belanja produk fashion original hingga kecantikan dan terlengkap di ZALORA. Dapatkan diskon hingga penawaran harga murah khusus untukmu! 

Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya akan keberagaman budaya, salah satunya tercermin dari kekayaan musik tradisional yang tersebar di berbagai daerah. Dari Sabang sampai Merauke, tiap daerah memiliki lagu-lagu khas yang bukan hanya indah didengar, tetapi juga sarat makna dan nilai budaya. Di antara sekian banyaknya warisan musikal tersebut, lagu daerah Jawa menjadi salah satunya.

Baik dari Jawa Tengah, Jawa Timur, maupun Daerah Istimewa Yogyakarta, lagu-lagu daerah dari tanah Jawa sering kali mengangkat tema tentang cinta, kehidupan, nasihat, hingga hubungan manusia dengan alam dan Sang Pencipta. Tak hanya digunakan dalam upacara adat dan pertunjukan tradisional, lagu-lagu ini juga menjadi media untuk menyampaikan pesan moral dan menjaga identitas budaya agar tetap lestari.

Dalam artikel ini, ZALORA akan menjelajahi beragam lagu daerah Jawa yang populer. Yuk, kenali lebih dalam lagu daerah Jawa dan maknanya yang merupakan kearifan lokal yang terbingkai dalam nada-nada indah khas Jawa berikut ini!

Baca juga : 15 Lagu Jawa Terpopuler, Viral dan Asik!

Lagu Daerah Jawa 

1. Ilir Ilir

Lir-ilir, lir-ilir

Tandure wus sumilir

Tak ijo royo-royo

Tak sengguh penganten anyar

Cah angon, cah angon

Penekno blimbing kuwi

Lunyu-lunyu penekno

Kanggo mbasuh dodotiro

Dodotiro, dodotiro

Kumitir bedah ing pinggir

Dondomono lumatono

Konggo sebo mengko sore

Mumpung padang rembulane

Mumpung padang kalangane

Yo surako, surak hiyo

Maknanya:

Lagu Ilir-ilir merupakan salah satu tembang tradisional Jawa yang sarat akan makna simbolik dan kiasan. Liriknya yang penuh perumpamaan menyimpan pesan-pesan mendalam yang dapat ditafsirkan dalam berbagai cara. Makna tersembunyi dalam lagu ini sejalan dengan pendekatan dakwah yang digunakan oleh Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo yang terkenal dengan metode dakwahnya yang lembut dan penuh kearifan budaya.

Diciptakan oleh Sunan Kalijaga, Ilir-ilir digunakan sebagai media untuk mengajak masyarakat Jawa mengenal, menerima, dan mengamalkan ajaran Islam secara perlahan. Lagu ini menjadi bagian dari strategi dakwah yang halus dan bertujuan menyelaraskan nilai-nilai keislaman dengan tradisi lokal tanpa menimbulkan pertentangan. Melalui lantunan yang indah dan mudah diterima masyarakat, Ilir-ilir menjadi jembatan antara budaya dan ajaran agama yang baru diperkenalkan pada masa itu.

2. Gundul-gundul Pacul

Gundul-gundul pacul cul gembelengan
Nyunggi-nyunggi wakul kul gembelengan
Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan
Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan

Gundul-gundul pacul cul gembelengan
Nyunggi-nyunggi wakul kul gembelengan
Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan
Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan

Maknanya: 

Di wilayah Jawa Tengah, terdapat lagu tradisional berjudul Gundul-gundul Pacul yang masih populer hingga kini meskipun tergolong sebagai lagu daerah. Lagu ini diyakini sebagai salah satu karya Sunan Kalijaga yang diciptakan sekitar abad ke-15, menjadikannya bagian dari warisan budaya sekaligus sarana dakwah yang penuh makna.

Lirik dalam Gundul-gundul Pacul menyimpan pesan moral yang dalam, khususnya sebagai pengingat bagi para pemimpin agar senantiasa menjalankan amanahnya dengan adil dan rendah hati. Lagu ini menekankan pentingnya pemimpin bersikap bijaksana serta memperhatikan kesejahteraan rakyatnya tanpa berlaku semena-mena.

Hal ini tergambar jelas dalam salah satu liriknya, “Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan,” yang dapat dimaknai sebagai peringatan bahwa jika seorang pemimpin menjadi angkuh dan menyalahgunakan kekuasaannya, maka jabatan dan kekuasaan yang dimilikinya dapat runtuh dalam waktu singkat. Lagu ini tak hanya menghibur, tetapi juga menjadi media pembelajaran nilai kepemimpinan yang luhur.

Baca juga : Makna dan Lirik Lagu Dumes Denny Caknan ft Wawes

3. Padhang Wulan

Yo pra kanca dolanan ing jaba

Padhang wulan padhange kaya rina

Rembulane e sing awe-awe

Ngelingake aja padha turu sore

Yo pra kanca dolanan ing jaba

Rame-rame kene akeh kancane

Langite pancen sumebyar rina

Yo padha dolanan sinambi guyonan

Maknanya:

Lagu Padhang Wulan dikenal sebagai salah satu tembang daerah yang memiliki melodi lembut dan indah saat dinyanyikan. Lagu ini menggambarkan suasana keceriaan malam bulan purnama dan mengajak anak-anak untuk bermain bersama di bawah sinar bulan.

Namun, bila ditelaah secara lebih mendalam, Padhang Wulan memiliki pesan filosofis yang menyentuh. Lagu ini sejatinya adalah ajakan untuk selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas keindahan malam yang telah dianugerahkan-Nya. Keindahan malam hari dipandang bukan hanya sebagai momen untuk bersantai, tetapi juga sebagai kesempatan berharga untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Dalam liriknya, sang penulis secara halus mengingatkan agar kita tidak tidur terlalu sore. Pesan ini bermakna agar manusia dapat menghidupkan malam yang tenang dan sejuk dengan kegiatan ibadah, seperti melaksanakan shalat sunnah atau bermunajat. Meskipun makna lagunya begitu kaya, hingga kini sosok pencipta lagu Padhang Wulan masih belum diketahui secara pasti.

4. Suwe Ora Jamu

Suwe ora jamu
Jamu godhong tela
Suwe ora ketemu
Ketemu pisan gawe gela

Suwe ora jamu
Jamu sogo thunteng
Suwe ora ketemu
Temu pisan atine seneng

Suwe ora jamu
Jamu godhong bunder
Suwe ora ketemu
Temu pisan tambah pinter

Maknanya:

Lagu Suwe Ora Jamu adalah salah satu tembang daerah asal Jawa Tengah yang diciptakan oleh R.C. Hardjosubroto. Lagu ini dikenal dengan liriknya yang sederhana, serta memiliki keunikan tersendiri dalam cara menyampaikan pesan emosional kepada pendengarnya.

Secara garis besar, lagu ini menceritakan pertemuan antara dua sahabat yang telah lama tidak bertemu. Namun, alih-alih membawa kebahagiaan, pertemuan tersebut justru menyisakan rasa kecewa karena harapan yang tak sejalan dengan kenyataan.

“Suwe Ora Jamu” mengajarkan bahwa dalam kehidupan, tidak semua hal berjalan sesuai harapan atau rencana. Ketika kenyataan tidak seindah yang dibayangkan, bukan berarti kita harus larut dalam kekecewaan. Sebaliknya, lagu ini menyiratkan pesan agar kita mampu menerima kegagalan dengan lapang dada dan menjadikannya sebagai dorongan untuk bangkit dan melangkah lebih baik ke depan.

5. Gambang Suling

Gambang suling, ngumandhang swarané

Thulat-thulit, kepénak uniné

Uuuuniné mung

Nreyuhaké ba-

Reng lan kentrung ke-

Tipung suling, sigrak kendhangané

Maknanya:

Lagu Gambang Suling merupakan salah satu lagu daerah asal Jawa Tengah yang sangat populer, tidak hanya di wilayah asalnya tetapi juga di berbagai penjuru Pulau Jawa. Lagu ini merupakan karya dari seniman ternama Ki Narto Sabdo yang dikenal luas dalam dunia seni tradisional Jawa.

Diceritakan bahwa Ki Narto Sabdo menciptakan Gambang Suling sebagai bentuk ekspresi kekagumannya terhadap alat musik suling. Suling merupakan instrumen tiup tradisional yang memiliki suara lembut dan khas yang mampu membangkitkan suasana syahdu dan mendalam dalam setiap alunannya.

Ki Narto Sabdo sendiri memiliki nama asli Soenarto dan merupakan putra dari Partinoyo, seorang pengrajin sarung keris. Tak hanya sebagai pencipta lagu, Ki Narto Sabdo juga dikenal sebagai maestro dalam dunia seni pedalangan dan musik Jawa, terutama sebagai dalang wayang kulit yang legendaris dari Jawa Tengah. Kontribusinya terhadap seni dan budaya Jawa menjadikannya sosok yang sangat dihormati hingga kini.

Baca juga : Deretan Lagu Barat Romantis, Ada Wedding Song Favorit!

Setelah mengetahui beberapa lagu daerah Jawa di atas, kini ZALORAns bisa turut melestarikan budaya nusantara dengan mempelajarinya.

Mau cari berbagai alat elektronik dengan harga terjangkau? Cek koleksi selengkapnya hanya di ZALORA! Dapatkan promo spesial yang menarik untukmu!

Penulis: Fitrian Nurentama